Laporan wartawan KOMPAS.com Hindra Liauw
JAKARTA, KOMPAS.com - Aktivis Koalisi Masyarakat Sipil Antikorupsi Ray Rangkuti, yang juga Direktur Lingkar Madani, mengatakan, pihaknya telah meminta agar polisi yang turut mengamankan jalannya aksi moral dan sosial antikorupsi, Rabu (9/12) di sekitar Monumen Nasional tidak membawa senjata.
"Kami memintanya ketika rapat koordinasi bersama dengan Kepolisian, kemarin. Ini sudah deal," ujar Ray kepada para wartawan di Jakarta.
Selain itu, Kompak juga meminta polisi, dalam melakukan pengamanan, haruslah berseragam, bukan berpakaian preman. "Jika ada penangkapan dari orang-orang yang tidak berseragam, kita tidak akan mengakuinya sebagai polisi," tegas Ray.
Secara terpisah, aktivis Kompak, Fadjroel Rahman, kepada Kompas.com, mengatakan, pihaknya memang berkomitmen melakukan pengamanan ekstra dalam aksi moral dan sosial ini. Terlebih, Kompak memiliki pengalaman yang tidak mengenakkan ketika melakukan aksi pada tanggal 29 November silam.
Waktu itu, ada sekitar 200 preman yang memaksa mereka bubar ketika melakukan aksi di Bundaran HI. "Ini demi keamanan teman-teman semuanya. Tadinya kami tidak pernah terpikir untuk melakukan kerja sama dengan pihak kepolisian," ujarnya. Pada Selasa lalu, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Boy Rafli Amar mengatakan, pihaknya mengerahkan separuh kekuatan untuk mengawal aksi ini.
Saat ini, personel Polda Metro Jaya mencapai 30.000 polisi sehingga diperkirakan sekitar 15.000 personal akan berjaga di lokasi tempat pendemo. Pengerahan ini, lanjutnya, bertujuan untuk mengamankan jalannya aksi, serta memberikan rasa aman bagi masyarakat pengguna
0 komentar:
Posting Komentar