''Silakan dibuktikan apakah (hubungan telepon Menkeu dengan Presiden SBY) itu ada atau tidak. Kita tidak boleh punya konspirasi atau menuduh yang tidak-tidak," katanya seusai bertemu Wakil Presiden Boediono di Kantor Wakil Presiden kemarin (30/1).
Menurut dokumen transkrip minutes of meeting rapat KSSK (Komite Stabilitas Sektor Keuangan (KSSK) yang diperoleh ekonom Dradjat H. Wibowo, rapat pertama KSSK dengan agenda mendengarkan paparan dari Bank Indonesia gagal mengambil keputusan tentang penyelamatan Bank Century. Rapat itu lantas dilanjutkan dalam rapat kecil antara Ketua KSSK Sri Mulyani Indrawati dengan Gubernur Bank Indonesia Boediono dan Raden Pardede sebagai sekretaris KSSK.
''Mereka yang mengambil keputusan, saya hanya mencatat. Karena itu, yang harus ditanya adalah ketua KSSK dan gubernur Bank Indonesia," katanya.
Dalam rapat kedua inilah dikabarkan Menkeu Sri Mulyani melakukan pembicaraan telepon dengan Presiden SBY yang tengah mengikuti sidang G-20 di Washington, Amerika Serikat. Seusai pembicaraan telepon tersebut, Menkeu Sri Mulyani yang awalnya tidak sepakat dengan usul Bank Indonesia akhirnya memutuskan Bank Century harus diselamatkan karena berisiko sistemik.
''Persoalan Rp 6,7 triliun tidak dibicarakan dalam kebijakan karena yang dilihat mereka adalah apakah berdampak sistemik atau tidak," terangnya. Ketika dikonfirmasi tentang kabar tersebut, Raden tidak membantah, tapi juga tidak membenarkan. Dia hanya meminta pihak-pihak yang menuduh keterlibatan Presiden SBY membuktikan tuduhannya. ''Saya pikir itu urusan kita dengan yang di atas kalau kita menuduh tanpa bukti," tegasnya.
Raden menegaskan, dokumen rapat KSSK yang beredar membuktikan pemerintah dan Bank Indonesia bekerja keras memastikan keputusan bailout Century menjamin krisis finansial dunia tidak berimbas ke dalam negeri. ''Jangan bandingkan situasi November 2008 dengan kondisi sekarang. Buktinya, April 2009, Bank Indonesia menutup Bank IFI. Kalau saja situasi yang dihadapi Bank IFI terjadi pada November 2008, mungkin saja Bank IFI juga diselamatkan," ujarnya.
Sementara itu, Wakil Presiden Boediono menilai hasil audit investigasi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) tentang bailout Bank Century menjadi batu sandungan dalam pelaksanaan program 100 hari pemerintahan. Karena itu, pemerintah segera menjawab hasil audit investigasi untuk mencegah kondisi semakin memburuk.
''Semua pertanyaan (dalam audit BPK) harus diselesaikan agar tak menjadi bola liar. Jangan sampai energi kita habis terkuras," ujar Boediono ketika menerima peserta Program Pendidikan Reguler Angkatan XLIII Lemhannas di Istana Wapres, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, kemarin (30/11).
Menkeu Gerah
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, tampaknya, gerah terhadap berbagai spekulasi mengenai tidak transparannya penyelamatan Bank Century. Sebagai respons atas spekulasi tersebut, Ani -sapaan karib Sri Mulyani- bertindak proaktif dengan menyerahkan data Century ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Ani mengatakan, dirinya sudah menyampaikan berita acara penyerahan kepada KPK mengenai seluruh material yang ada di Departemen Keuangan. Berita acara itu terkait penetapan Century sebagai bank gagal berdampak sistemis sehingga harus diselamatkan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dengan bailout Rp 6,7 triliun. ''Hari ini (kemarin, Red) sudah saya sampaikan,'' ujarnya setelah pertemuan dengan pimpinan media massa di Jakarta kemarin (30/11).
Dalam pertemuan tertutup di sebuah gedung di kawasan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, itu hadir pula Pjs Gubernur Bank Indonesia (BI) Darmin Nasution, Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Rudjito, serta dua Deputi Gubernur BI Muliaman D. Hadad dan Budi Rochadi.
Langkah proaktif tersebut, kata Ani, dilakukan sebagai bentuk niat baik kooperatifnya dalam pengusutan kasus Century. ''Karena (bailout) itu dianggap ada sesuatu (tersembunyi),'' tuturnya. Bahkan, dia mengatakan langsung kepada Ketua KPK Tumpak H. Pangabean agar mengirimkan direktur penyidik KPK ke Departemen Keuangan.
Di tempat terpisah, Juru Bicara KPK Johan Budi S.P. menegaskan bahwa upaya para pimpinan mempelajari audit BPK soal Bank Century rampung pekan ini. "Selanjutnya gelar perkara bersama tim," jelasnya. Gelar perkara itulah yang akan menentukan langkah ke depan mengenai sikap KPK. Johan menegaskan, dalam penanganan Century itu, lembaganya tak akan mengubur harapan masyarakat. (noe/owi/git/oki/iro)
0 komentar:
Posting Komentar